Asal Pengunjung

SELAMAT DATANG
Selamat datanf di lapak MAKRIFATBUSINESS untuk order bisa melalui marketipace Shopee Tokopedia Bukalapak Lazada dengan nama lapak makrifatbusiness atau order via WA 08123489038 email : imronpribadi1972@gmail.com

Cari Disini

Translate

Mengenai Saya

Foto saya
Jember, Jawa Timur, Indonesia

Selasa, 26 Oktober 2010

Karakteristik Pemikiran Islam


29 Januari 2007
Oleh : Muhammad al-Khaththath

Pemikiran Islam adalah pemikiran yang khas, lain daripada yang lain. Ini wajar, sebab pemikiran Islam berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu, sedangkan pemikiran-pemikiran yang lain yang berkembang di antara manusia, baik itu berupa agama-agama non samawi, ideologi-ideologi politik dan ekonomi, maupun teori-teori sosial sekedar muncul dari kejeniusan berfikir manusia yang melahirkannya.
Namun perlu disadari, bahwa sekalipun pemikiran Islam berasal dari wahyu yang turun dari langit, pemikiran islam adalah diturunkan ke bumi untuk menjadi petunjuk bagi manusia di bumi. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al Kitab (al-Qur’an) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.” (Qs. az-Zumar [39]: 41).
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Qs. al-Baqarah [2]: 185).
Oleh karena itu, agar bisa memahami keberadaan pemikiran islam sebagai petunjuk amal perbuatan manusia, maka perlu dipahami karakteristik pemikiran Islam.
Pemikiran Islam mempunyai beberapa ciri khas, antara lain: bersifat komprrehensif (syumuliyah), luas, praktis (amally), dan manusiawi.
Karakter pertama: Bersifat Komperehensif
Pemikiran Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia, seperti politik, sosial kemasyarakatan, perekonomian, kebudayaan dan akhlak. Islam hadir dengan membawa aturan yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan tuhannya, dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya tercakup dalam perkara akidah dan ibadah. Sedangkan aturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri tercakup dalam hukum-hukum tentang makanan, pakaian, dan akhlak. Selebihnya adalah aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, seperti perkara muamalah ekonomi dan sosial, sanksi-sanksi hukum bagi para pelanggar hukum (uqubat), politik ketatanegaraan, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dengan dakwah dan jihad fi sabilillah. Allah SWT berfirman:
“Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab (yaitu al-Qur’an) sebagai penjelas segala sesuatu.” (Qs. an-Nahl [16]: 89).
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Kucukupkan untuk kalian nikmat-Ku.’ (Qs. al-Mâ’idah [5]: 3).
Setelah memahami kedua ayat di atas seorang muslim tidak boleh menyatakan bahwa, ada sebagian perbuatan manusia yang tidak ada status hukumnya dalam Islam. Semua persoalan dari sejak Islam turun ke bumi 15 abad yang lalu hingga hari kiamat, semua masalah pasti tercakup dalam perkara yang dipecahkan oleh Islam. Kalau sekilas saja kita membaca buku-buku fiqih, kita akan mendapatkan bahwa masalah yang dipecahkan oleh syariah itu tidak hanya masalah ritual belaka, tapi seluruh masalah kehidupan.
Karakter kedua: Bersifat Luas
Keluasan pemikiran Islam memungkinkan Para Ulama untuk melakukan istinbath (menggali) hukum-hukum syari’iy dari nash-nash syariat-syariat tentang perkara baru apapun jenisnya, baik perbuatan ataupun benda. Dalil-dalil syariat hadir dalam bentuk gaya bahasa yang mampu mencakup perkara apa saja hingga hari kiamat. Apabila ditanyakan kepada seorang muslim hingga saat ini, apa dalil syariat tentang kebolehan mengendarai roket, pesawat atau kapal selam, kemudian ia meneliti dalil-dalil syariat untuk mengetahui hukumnya, niscaya dia akan menemukannya dalam firman Allah:
“Dia menundukan untuk kalian apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semua.” (Qs. al-Jâtsiyah [45]:13).
“Suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa kami mengangkut keturunan mereka dalam ahtera yang penuh muatan dan kami menciptakan bagi mereka kendaraan seperti bahtera itu.” (Qs. Yâsîn [36]: 41 – 42 ).
Jika ada yang menanyakan, apakah umat Islam boleh memiliki bom atom, maka dia akan menjumpai hukum syara tentang itu, dalam firman Allah:
“Siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian.” (Qs. al-Anfâl [8]: 60).
Sebab, arah dari perintah Allah SWT dalam Qs. al-Anfâl [8]: 60 tersebut adalah untuk menakut-nakuti musuh (irhabul aduww). Kalau di masa lalu, adanya pasukan berkuda (al khail) adalah efektif untuk menakut-nakuti musuh, karena pasukan kavaleri yang ada pada waktu itu adalah pasukan berkuda. Di masa sekarang, pasukan kavaleri bisa berkendaraan panser atau yang lain. Dan untuk menakut-nakuti musuh di masa sekarang, bisa dilakukan dengan parade kapal induk, pesawat tempur supersonik yang dilengkapi dengan rudal berkepala nuklir, dan persenjataan canggih lainnya.
Karakter ketiga: Bersifat Praktis (‘Amaliy)
Hukum-hukum Islam hadir untuk diterapkan dan dilaksanakan ditengah-tengah kehidupan. Manusia tidak akan dibebani melebihi yang dia sanggupi. Allah berfirman:
“Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kesanggupannya.” (Qs. al-Baqarah [2]: 286).
Pada sebagian besar ayat-ayat al-Quran, Allah swt telah mengaitkan amal dengan iman seperti firman Allah:
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.” (Qs. al-Ashr [103]: 1 – 3).
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang mengerjakan amal shaleh, bahwa sungguh Dia akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi.” (Qs. an-Nûr [24]: 55).
Pemikiran Islam telah diterapkan di tengah-tengah manusia selama 13 abad, dalam naungan negara besar di dunia, Daulah Khilafah Islamiyah. Pemikiran-pemikiran islam yang dituangkan dalam hukum syariah yang sudah pernah diterapkan adalah: hukum syariah tentang pemerintahan (nizhamul hukm fil Islam), hukum syariah tentang ekonomi (nizhamul iqtishadi fil Islam), hukum syariah tentang hubungan sosial atau aturan pergaulan pria wanita (an nizhamul ijtima’i fil Islam), hukum-hukum syariah tentang kebijakan pendidikan (siyasah at ta’lim fil Islam), hukum-hukum syariah tentang politik luar negeri negara islam (siyasah kharijiyah lid daulah al Islamiyah).
Fakta-fakta sejarah tentang penerapan kelima aspek di atas tak bisa dibantah. Alkisah di dalam diskusi di Harvard University ada seorang cendekiawan Indonesia pernah mengatakan bahwa negara Khilafah itu sesungguhnya tidak ada. Maka seorang cendekiawan muslim dari Turki yang menjadi dosen di universitas bergengsi di AS itu bertanya: Lalu negara apa yang diumumkan pembubarannya oleh Kamal At Taturk pada tahun 1924 yang lalu itu?
Karakter Keempat: Bersifat Manusiawi
Islam menyeru kepada manusia dalam kapasitasnya sebagai manusia, tanpa melihat lagi ras atau warna kulitnya. Firman Allah swt:
“Hai manusia beribadahlah kepada Tuhan kalian….” (Qs. al-Baqarah [2]: 21).
“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku (Muhammad) adalah utusan Allah untuk kalian semua’.” (Qs. al-A’râf [7]: 158).
“Katakanlah: ‘Hai manusia sesungguhnya kami telah menjadikan kalian terdiri dari laki-laki dan perempuan dan kami telah menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal-mengenal’.” (Qs. al-Hujurât [49]: 13).
Rasulullah bersabda:
“Aku diutus untuk orang-orang yang berkulit merah maupun berkulit hitam.”
Orang-orang selain orang Arab pun telah beriman pada agama ini, seperti Persia, Romawi, Asia Tengah, India, Indonesia dan sebagainya. Demikianlah, Islam telah mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya hidayah, dari keterpurukan menuju kebangkitan.
Categories: Hikmah Tag:,
  1. ismud
    27 Agustus 2008 pukul 10:02 am | #1
    Budayakan berfikir bagi umat Islam…
    Namun jangan hanya terpaku pada pemikiran akhirat…
  2. amir mahmud
    7 Oktober 2008 pukul 12:23 pm | #2
    pEMIKIRAN iSLAM HENDAKNYA DAPAT DIFAHAMI DAN DISOSIALISASI DALAM WUJUD YANG APLIKATIF DITENGAH KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
  3. 17 Oktober 2008 pukul 8:43 pm | #3
    islam ada di setiap sisi kehidupan makro & mikro alam semesta. Maka apapun yang akan kita amalkan hendaknya berorientasi pada nilai2 islam yang sudah pasti kebenarannya dari ALLAH Jalla Jalaluh.
  4. ahmad bayhaqi
    26 April 2009 pukul 12:16 am | #4
    tambahan untuk karekteristik pemikiran islam:
    1. pemikiran yang bersumber Ilahi, dan membawa kehidupan manusia kepada Allah, dan menjadikan dunia sarana untuk menuju kepadaNYA.
    2. pemikiran yang jelas, yang berawal dari bahasa arab, karena bersumber dari wahyu yang berbahasa arab, sehingga menjadikan bahsa arab adalah bahasa yang penting dan kunci untuk memahami pemikiran islam..
    3. pemikiran yang khas dan istemewa dalam segala aspek kehidupan, karena berdasarkan wahyu Tuhan yang mutlak benar dan absolut, yang tidak akan berunah dengan berubahnya tempat dan zaman.
    4. pemikiran yang objektif, yang terlepas dari nafsu, dan ego, yang selalu mencari kebenaran dan mengambilnya serta diterapkannya..
    5. pemikran yang moderat, yang tidak mengedepankan materi ataupun spritual, yang terkontrol dengan syari’at, yang antara tetap (wahyu) dan berkembang…
  5. 26 Juni 2009 pukul 2:37 am | #5
    Alam semesta ini milik Allah,maka hanya aturan Allahlah yang tepat untuk mangatur alam ini Manusia yang ingin mangatur dunia dengan aturan bikinan manusia pada hakekatnya merusak alam ini ,tetapi manusia tidak sadar.Untuk itulah diutus paranabi dan rasul agar manusia mau berhukum dengan hukum Allah namun kebanyakan manusia menolaknya,maka mala-petakalah yang terjadi(QS.40:5) . Bagaimana posisi anda??????
  6. 9 Juli 2009 pukul 2:53 am | #6
    slammmm. sebelumnya sy ucapain kepada anda yang telah menulis tema ini. sya sangat setuju dengan pemirikan anada tentan pemikiran teologi islammmm di samping melengkapi refensi arab….
  7. datsir
    26 Juli 2009 pukul 11:39 am | #7
    assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    setelah saya membaca artikel di atas, “kharakteristik Pemikiran Islam”, saya menjadi bertanya apakah yang dikategorikan Ide\pemikiran,\ konsep yang termasuk dalam pemikiran Islam itu boleh siapa saja? kreteria bagi pemikir Islam iti bagaimana? sehingga boleh di terima karna Objektifnya?
    wa’allahu ‘alam bissawaab.
    wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  8. kafu
    13 September 2009 pukul 6:59 am | #8
    alhamdulillah, demikianlah seyogyanya orang memahami bagaimana karakteristik pemikiran islam sehingga menjadi jelas posisinya dengan yang lain. perlu diingat wahai ikhwah bahwa semua itu bukan sebatas konsep akan tetapi perlu realitas. bebaskan diri kita dari segala pemikiran yang tidak bersumber dari wahyu. paling tidak apa kata akhi Ghazali menepuk kesadaran bahwa penumpangan pancasila atas islam adalah tipu daya? sadar ataw tidak?
  9. oji
    19 Januari 2010 pukul 4:41 pm | #9
    rubah sistem yang salah dan tegakan hukum2 allah se utuhnya
  10. neutrona
    15 Juli 2010 pukul 11:48 pm | #10
    Pemikiran Islam itu bersifat holistik. terimas…
  11. syidi syahid
    29 September 2010 pukul 9:42 pm | #11
    slm…mtk tlg , bku kategori/jenis2 mne yg ssuai utk rujukan ttg pemikiran islam
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Item Reviewed: Karakteristik Pemikiran Islam Rating: 5 Reviewed By: M Imron Pribadi